Dibalik Cerita Habibi Ainun

Habibi dan Pemeran Hbibi Reza Rahardian. Sumber dari Google.com

Jejak Online - Semalam Habibi Ainun ditayangkan kembali di salah satu stasiun TV. Sambil duduk dan menghirup kopi dengan serius menonton bait demi bait cerita masa lalu Bapak Habibi dan isteri tercintanya Ainun. Sambil melamun membayangkan betapa perjuangan bapak Habibi saat itu untuk menghidupi istrinya dan rela bekerja sampai larut untuk mengisi dompet.

Habibi tipe lelaki yang keras dan pekerja keras berbeda dengan kabanyakan pasutri yang malah membolehkan istrinya kerja untuk mengumpulkan pundi-pundi uang, namun melupakan anak dan pendidikan anak, lupa kalau anak harunya didampingi sampai umur dewasa bukan malah menitipkan dan menyewa pembantu untuk menjaganya.

Perubahan sikap anak terjadi sejak dari kecil hingga besar. Anak sangat terpengaruh oleh lingkukngan pada masa-masa perkembangannya. Jika kita titipkan ke orang lain maka jangan harap akan seperti yang kita inginkan. Secara lahiriah kita telah membangun sifat orang lain kedalam diri anak kita. Jadi jangan kaget ketika anak kita tidak menghargai kita dan tidak menganggap kita ada.

Hal ini sangat difamihami oleh Habibi hingga melarang keras istrinya bekerja dan dia rela membanting tulang untuk keja apa saja demi menghidupi anak istrinya. Percaya rejeki itu ada dan telah disiapkan tinggal bagaimana menggapainya. Pelajaran sangat berharga bagi kita semua “kitalah yang membuat dan menciptakan karakter anak”. Barangkali saat ini orang tua salah faham dengan bahasa dukungan kepada anak, dengan banyaknya kasus anak didik melaporkan gurunya. Mereka (Orang tua) menggap bahwa dengan mendukung anak dalam sebuah kasus adalah bentuk perhatian dan peduli kepada anaknya.

Selain kerja keras yang ditunjukkan Habibi, cinta dan romantisme hingga akhir hayat ditunjukkannya dalam kehiduapan sehari-hari. Kekuatan cintalah yang membuat mereka hidup sampai akhir hayat . cinta yang membuat mereka bertahan hidup, membesarkan anak-anak mereka dan meraih sukses. Banyak yang harus kita pelajari dari kehidupan Habibi Ainun, bukan hanya persoalan kelanggengan rumah tangga, mendidik anak, bekerja keras akan tetapi bagaimana bertahan hidup dan saling mendung di setiap pundi-pundi penderitaan.





Setelah kesuksesan Habibi Ainun 1 kini muncul serial terbaru {Rudy Habibi} (Habibi Ainun 2). Kita akan disuguhkan cerita lain dari kehidupan bapak Habibi. Silahkan tunggu ceritanya.

Di tengah lamunan tiba-tiba isteri bercoloteh yang membuat kaget dan membuyarkan lamunan. Dengan suara lembut iya memnaggil “Pak?” sambil memegam bahu. Iya?. “Kenapa Cuma habibi yang punya film dan cerita seperti ini?, kenapa pejabat lain tidak?. Padahal kan meraka sama-sama penah muda dan pernah berjuang untuk hidup?”. Bernar juga ya, kenapa tidak dibuatkan film perjalanan hidup dan romantisme para pejabat terdaulu kita?. Sejenak berfikir mencari apa yang cocok difilmkan untuk orang sekelas Sukarno, Suharto, Prabowo, Gusdur, Megawati, JK, Budiono, Hatta Rajasa dan lain-lain yang punya dedikasi untuk indonesia. Tapi, jawaban saya seperti ini “fikir-fikir iya juga sih, tapi pertimbangannya seperti ini Sukarno presiden pertama dan punya banyak istri dan sibuk berjuang. Suharto punya isteri satu dan berasal dari Kalangan aparat/jenderal, otomatis istri harus setia hingga akhir, lagian Suharto sibuk nda sempat urusi romatisme nanti banyak pemberontak. Prabowo sudah duda dan dipecat dari pekerjaannya dulu, pokoknya nyalonpi baru banyak aktif untuk kegiatan sosial. JK orang kaya keturunan susah cari fillnya. Mega, Gusdur dkk apa layak ato nda susah di prediksi dan difilmkan.”

Akhirnya pembicaraan melebar kiri kanan dan Habibi Ainun pun berakhir dengan kematian Ainun. Selamat jalan ibu Aibun dan Semoga dipersatukan kembali d akhirat nanti. Amin..